Sistem
Pakar (Expert System) sebagai
alternatif menyelesaikan masalah yang biasannya dilakukan oleh seorang
pakar/ahli.
Perkembangan
teknologi komputer dewasa ini semakin pesat baik perangkat keras maupun
perangkat lunak, sehingga hampir sebagian pekerjaan manusia kini telah dapat
diselesaikan dengan komputer. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komputer
merupakan alat bantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu
alasan mengapa komputer lebih cenderung dikatakan sebagai alat bantu manusia
adalah kecepatan dan ketepatan prosesnya lebih dapat diandalkan. Keinginan
manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru dimana dapat membantu meringankan
beban pekerjaan terus-menerus dilakukan. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya
kemudahan-kemudahan yang ditawarkan komputer, baik dari segi ketepatan maupun
kecepatan informasi.
Kecerdasan Buatan merupakan salah satu
bidang dalam ilmu komputer yang ditujukan pada pembuatan software dan hardware
yang dapat berfungsi sebagai sesuatu yang dapat berfikir seperti manusia.
Dengan memahami mekanisme penalaran seperti manusia, diharapkan komputer benar
– benar merupakan alat bantu yang berguna dalam memecahkan masalah yang
memerlukan penalaran.
Salah satu bagian
dari kecerdasan buatan yang sedang mengalami perkembangan akhir – akhir ini
adalah sistem pakar (expert system ),
yaitu suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar
dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah. Sistem pakar akan memberikan
pemecahan suatu masalah yang didapat dari dialog dengan pemakai. Dengan bantuan
Sistem Pakar seseorang yang bukan pakar/ahli dapat menjawab pertanyaan,
menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan yang biasannya dilakukan oleh
seorang pakar.
Ciri-ciri
dari Sistem Pakar adalah sebagai berikut :
a.
Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b.
Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak
pasti
c.
Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang
diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
d.
Berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.
e.
Dirancang untuk dapat dikembangkan secara terpisah.
f.
Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah.
g.
Keluarannya bersifat anjuran.
h.
Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang
sesuai, dituntun oleh dialog dengan pemakai.
Beberapa
keuntungan penerapan Sistem Pakar adalah sebagai berikut :
a.
Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya
seorang pakar.
b.
Meningkatkan produktivitas akibat meningkatnya
kualitas hasil pekerjaan, meningkatnya kualitas pekerjaan ini disebabkan meningkatnya
efisiensi kerja.
c.
Menghemat waktu kerja.
d.
Menyerdehanakan pekerjaan.
e.
Merupakan arsip terpercaya dari sebuah keahlian,
sehingga bagi pemakai Sistem Pakar seolah-olah berkonsultasi langsung dengan
sang pakar, meskipun mungkin sang pakar telah meninggal.
f.
Memperluas jangkauan, dari keahlian seorang pakar.
Dimana sebuah Sistem Pakar yang telah disahkan, akan sama saja artinya dengan
seorang pakar yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan
kemampuan yang persis sama), dapat diperoleh dan dipakai dimana saja.
Sebuah
program Sistem Pakar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
a.
Basis
Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis
Pengetahuan merupakan inti program Sistem Pakar dimana basis pengetahuan ini
merupakan representasi pengetahuan (Knowledge
Representation) dari seorang pakar.
b.
Basis Data
(Data Base)
Basis Data adalah bagian
yang mengandung semua fakta-fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai
beroperasi maupun fakta-fakta yang didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan
yang sedang dilaksanakan. Dalam praktiknya, Basis data berada di dalam memori
komputer. Kebanyakan Sistem Pakar mengandung Basis Data untuk menyimpan data
hasil observasi dan data lainnya yang dibutuhkan selama pengolahan.
c.
Mesin
Inferensi (Inferensi Engine)
Mesin Inferensi
adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran
sistem yang akan menganalisis suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan
mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Secara deduktif mesin inferensi
memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan
demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaaan pemakai meskipun jawaban
tersebut tidak tersimpan secara eksplisit di dalam basis pengetahuan. Mesin
Inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis
pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
ü Pelacakan Ke Belakang (Backward Chaining) yang memulai
penalarannya dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung
hipotesa tersebut.
ü Pelacakan Ke Depan (Forward Chaining) yang merupakan kebalikan dari pelacakan ke
belakang, yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan.
Kedua
metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam teknik penulusuran :
·
Dept-first
search
Melakukan penelusuran
kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang
berurutan.
·
Breadth-first
search
Bergerak dari simpul
akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat
selanjutnya.
·
Best-first
search
Bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode
sebelumnya.
Untuk sebuah sistem pakar yang besar, dengan jumlah “rule” yang relatif banyak, metode
pelacakan ke depan akan dirasakan sangat lamban dalam pengambilan kesimpulan,
sehingga untuk sistem-sistem yang besar biasannya digunakan metode pelacakan ke
belakang.
d. Antar Muka Pemakai (User Interface)
Adalah
bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini
akan terjadi dialog antara program dan pemakai. Program akan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berbentuk “ya atau tidak” (yes or no question) berbentuk menu pilihan. Program sistem pakar
akan mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban-jawaban dari pemakai tadi.
Contoh sistem pakar untuk diagnosis paru-paru
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, Andrey, 1989 : Tuntunan
Pemrograman Bahasa Prolog, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta .
Aziz, M farid, 1994 : Belajar Sendiri Pemrograman Sistem Pakar,
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta .
Rusell Stuart J, Norvig Peter. 1995:
“Artificial Intelligence A Modern Approach”.
Prentice-Hall International Edition, New
Jersey .
Suparman, 1991: Mengenal Artificial Intelegence, Andi Offset, Yogyakarta .
Turban Efraim.
1992: “Expert System And Applied Artificial Intelegence”. Macmillan Publishing Company, Printed in The republic Of singapore .
0 comments:
Post a Comment